
Halo semuanya selamat datang di situs game slot online kembali yang kali ini akan membawakan topuk tentang peristiwa genosida yang pernah terjadi di Indonesia dan termasuk dalam salah satu peristiwa terseram di dunia. Sebelumnya apakah kalian sudah tahu dengan yang dimaksud genosida? Genosida adalah kejahatan yang melanggar hak asasi manusia karena dilakukan untuk memusnahkan kelompok tertentu, atau bahkan dalam lingkup masyarakat luas.
Kata “Genosida” sendiri sebenarnya berasal dari campuran bahasa Yunani dan bahasa Latin. Dengan memiliki arti masing – masing seperti Kata “Geni” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ras, sedangkan kata “Cidium” berasal dari bahasa Latin yang berarti membunuh. Selain itu di Indonesia juga memiliki undang – undang yang berisikan tentang genosida seperti yang tercantum dalam Pasal 8 UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia disebutkan bahwa kejahatan genosida adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama.
Di dalam pasal juga sudah dijelaskan adanya lima bentuk dari kejahatan genosida, seperti : Pembunuhan anggota kelompok. Selain itu juga segala bentuk tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap suatu kelompok. Yang ketiga juga bentuk kejahatan genosida seperti menciptakan kondisi kehidupan suatu kelompok yang mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik menyeluruh ataupun sebagian.
Yang keempat bentuk dari genosida bisa juga di artikan seperti sebuah tindakan yang sifatnya paksaan dengan tujuan mencegah kelahiran dalam suatu kelompok. Yang kelima dari bentuk genosida yang terakhir adalah adanya pemindahan secara paksa anak dari suatu kelompok tertentu ke kelompok lainnya. Kejahatan genosida di Indonesia sendiri juga sudah pernah terjadi beberapa kali.
Berikut ini beberapa contoh kejahatan genosida yang pernah terjadi di Indonesia.
Pacinan Batavia
Warga Indonesia pasti tahu dengan salah satu sejarah kelam yang dimiliki Indonesia yaitu G30S PKI yang dimana pada waktu itu terjadi pembantaian massal kepada suku etnis tionghoa. Peran Sarwo Edhi Wibowo dalam Penumpasan G30S Geger Pecinan 1740 Peristiwa Geger Pecinan yang terjadi pada tahun 1740 dipicu oleh kebijakan keras Gubernur Jenderal VOC saat itu, Adrian Vakckenier, untuk mengurangi populasi etnis Tionghoa di Batavia.
Selain itu alasan tersebut ada juga hal lain yang membuatnya genosida itu harus terjadi yang dimana waktu itu adanya persaingan dagang antara Inggris dan Belanda juga menjadi penyebab para imigran Tionghoa di Batavia diperas dan diperlakukan tidak adil. Akibat hal tersebut akhirnya membuat seluruh etnis Tionghoa di Batavia melakukan pemberontakan.
Setelah konflik yang terjadi semakin membesar hal tersebut di manfaatkan oleh Valckenier untuk mengadakan sayembara, yang dimana isi sayembara tersebut adalah orang yang berhasil memenggal kepala orang Tionghoa akan diberi hadiah yang besar. Sekitar ada 700 rumah dan korban jiwa sebanyak 100.000 yang meninggal dan tragedi ini dikenal engan Geger Pacinan Batavia atau Tragedi Angke.
Genosida pembangunan Jalan Raya Pos
Selanjutnya adalah genosida pembangungan jalan raya pos yang terjadi pada tahun1808 hingga tahun 1811 yang dimana pada waktu ini terjadi pembangunan Jalan Raya Pos atau yang dikenal dengan Jalur Pantura dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.
Di dalam peristiwa tersebut setidaknya memakan korban jiwa sebanyak 12.000 jiwa pada saat pembangunan jalan Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 kilometer. Tujuan dari pembangungan jalan tersebut adalah untuk kemudahan mobilisasi hasil bumi hingga mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.
Dalam proses pembangunan jembatan tersebut langsung diperintahkan oleh si tangan besi Daendels yang memaksa banyak pribumi untuk bekerja tanpa henti. Penyebab banyaknya korban yang meninggal adalah kurangnya pasokan makanan hingga penyakit malaria. Selain itu hal taragis dalam peristiwa ini adalah seluruh korban yang meninggal di kubur secara tidak layak juga membuat penularan berbagai penyakit yang mengakibatkan semakin banyak korban jiwa berjatuhan.