Mahayana merupakan salah satu dari aliran umat di dalam agama Buddha. Mahayana berasal dari bahasa Sanskerta, yang dengan secara harfiah berarti kendaraan besar.
Ajaran Buddha Mahayana menekankan kepada jalan keselamatan yang dapat menampung sebanyak-banyaknya orang untuk dapat mencapai adanya sebuah pencerahan. Aliran ini lahir di India pada saat sekitar abad ke 1 SM, namun baru menjadi sebuah gerakan utama di dalam agama Buddha yakni pada sekitar abad ke 5.
Sejak pada saat itu, nashkah-naskah dari aliran Mahayana ini muncul kepada catatanan prasasti di India dan juga ajarannya pun menyebar kepada seluruh Asia Timur. Saatnya kalian mendapatkan keuntungan yang melimpah di Situs Judi Slot Online Gampang Menang.
Latar Belakang Lahirnya Aliran Mahayana
Pendiri dari agama Buddha sendiri yakni merupakan Sidharta Gautama, yang telah hidup di antara abad ke 6 SM hingga pada abad ke 5 SM.
Pada selama 45 tahun, Sidharta Gautama telah menyebarkan adanya ajaran agama Buddha di sekitar pada wilayah India dan juga Nepal saat ini.
Sepeninggal dari Sidharta Gautama, terjadi adanya sebuah perpecahan di dalam tubuh umat Buddha. Agama Buddha pecah hingga telah memunculkan adanya aliran-aliran karena perbedaan dari adanya pandangan di dalam penafsiran dari ajaran Sang Buddha.
Meskipun pecah, secara doktrin, aliran-aliran agama Buddha tidak adanya sebuah perbedaan pencapat mengenai dalam hal dhamma yang telah tercantum di dalam nashkah Tripitaka. Aliran-aliran agama Buddha ini pun memiliki adanya sebuah penghormatan yang sama terhadap kepada Sang Buddha Gautama.
Salah satu aliran agama Buddha yang paling Utama merupakan Mahayana, yang banyak sekali dianut hingga pada saat ini. istilah dari Mahaya pun muncul pertama kali pada yakni sekitar abad ke 1 SM, di antaranya di dalam Sutra Daddharma Pundarika ataupun Sutra Teratai Ajaran Kebajikan.
Ajaran Mahayana
Aliran Buddha Mahayana memiliki adanya tujuan ingin seperti Sang Buddha, yakni berusaha untuk mengajak orang lain untuk dapat masuk nirwana. Di dalam ajaran Mahayana, Bodhisattva dianggap menjadi sangat penting. Bodhisattva merupakan calon-calon Buddha yang telah menjadi penyelamat oleh para penganut agama Buddha.
Menurut dari pandangan aliran Mahayana, seorang Bodhisattva memiliki adanya sebuah cinta kasih yang telah ditujukan untuk dapat membantu seluruh umat agama Buddha demi mencapai nirwana.
Bahkan, seorang Bodhisattva tidak akan dapat masuk ke dalam nirwana, pada saat sebelum semua mencapai sikap Buddha. Bodhisattva akan dapat mengorbankan diri dan juga menunda mencapai nirwana demi dapat membantu makhluk lain mendapatkan adanya pencerahan.
Aliran Buddha Mahayana ini merupakan suatu gerakan pan-Buddha yang telah didasarkan kepada penerimaan kitab-kitab baru.
Ajarannya pun cenderung berkaitan dengan bentuk gaib dan juga abstrak untuk dapat mengatasi perihal dalam keduniawian. Untuk itu, Buddha Mahayana pun lebih bersifat religious dan juga metafisik.
Aliran dalam Buddha Mahayana
Di dalam perjalanannya, aliran Buddha Mahayana menyebar kepada seluruh Asia Timur. Buddha Mahayana pun juga berkembang di dalam dua bentuk aliran yang dominan, yakni:
- Madhyamika, telah didirikan oleh Nagarjuna pada saat sekitar abad ke 2
- Yogacarya, telah didirikan oleh Asangga dan Vasubandhu pada saat sekitar dalam abad ke 4.
Ajaran Trikaya
Di dalam aliran Buddha Mahayana, Buddha memiliki adanya sebuah makna lebih jauh daripada sekedar hanya gelar. Buddha sendiri dipandang sebagai dari perwujudan tiga substansi ataupun Trikaya, yakni:
- Dharmakaya, Buddha digambarkan dengan sebagai suatu yang telah sempurna, permulaan semua wujud, dan tidak berbentuk, ataupun dipandang dengan sebagai Tuhan.
- Sambogakhaya, manifestasi dari “Yang Mutlak” yang dapat berfungsi sebagai dri pembantu kelepasan manusia dan juga berkedudukan sebagai “Dhyani Buddha”.
- Nirmanakaya, perwujudan dari Buddha pada di dunia dengan secara menggunakan tubuh manusia untuk mengajar manusia.